oleh

Ini Kunci Penting Penerapan KPKU oleh Sucofindo dan PTPN III

Tahun ini Forum Ekselen BUMN (FEB) kembali menggelar Business Performance Excellence Award (BPEA) 2021 dalam rangka membangun kinerja unggul perusahaan-perusahaan BUMN.

Ketua Umum Forum Ekselen BUMN (FEB) Agung Yunanto mengatakan ada tiga tujuan dari penyelenggaraan BPEA tahun ini yakni mendorong pencapaian kinerja unggul melalui penerapan kriteria penilaian kinerja unggul (KPKU) 2020 terutama pasca pandemi.

Kemudian memberikan apresiasi kepada BUMN atas pencapaian kinerja unggul dan pencapaian kematangan pendayagunaan teknologi, serta media pembelajaran melalui sharing best practice dari BUMN terkemuka.

“Implementasi KPKU sejak 2012 telah membuahkan hasil dengan tumbuhnya berbagai BUMN yang telah mencapai band score ‘Good Performance’, ‘Emerging Industry Leader’, dan ‘Industry Leader’,” kata Agung.

Menurut Agung, BPEA 2021 merupakan ajang penghargaan ketiga. Ini adalah salah satu rujukan acuan terkait kriteria pokok unggul di mana setelah masa penghargaannya diikuti dengan forum sharing.

Penghargaan BPEA berupa pemberian trofi serta piagam penghargaan atas pencapaian excellence level perusahaan, yaitu tingkat kinerja ekselen yang dicapai perusahaan sesuai hasil asesmen yang dilakukan dengan mengacu pada kriteria penilaian kinerja unggul (KPKU) yang telah ditetapkan oleh Kementerian BUMN sejak tahun 2012.

Untuk tahun 2021 FEB fokus pada 14 BUMN yang melakukan self assessment KPKU. Dua di antaranya yakni Sucofindo dan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berhasil membawa pulang penghargaan BPEA 2021.

Baca Juga  Ketua PBNU Gus Fahrur: Panglima TNI dan KSAD Terlihat Semakin Solid

Bagaimana kunci penerapan KPKU yang dilakukan oleh Sucofindo dan PTPN III untuk menjadi perusahaan berkinerja unggul dan memiliki daya saing yang kompetitif?

PT Superintending Company of Indonesia (Persero) atau Sucofindo berhasil meraih dua penghargaan prestisius BPEA 2021 dari Forum Ekselen BUMN (FEB).

“Sebagai warga Sucofindo, kami berterima kasih kepada FEB yang telah berkenan memberikan penghargaan yang sangat prestisius,” ujar Direktur Utama Sucofindo Mas Wigrantoro Roes Setiyadi.

Sucofindo merupakan BUMN yang berperan sebagai lembaga inspeksi, pengujian dan sertifikasi untuk kepastian jumlah, kualitas, keamanan produk, bahan atau proses kerja untuk kepentingan proses produksi maupun perdagangan.

Dalam BPEA 2021, Sucofindo berhasil membawa pulang dua trofi prestisius yakni sebagai “Emerging Industry Leader” dan “The Best Resilience Company”.

Menurut Dirut yang akrab disapa Mas Wig ini, keberhasilan Sucofindo meraih dua penghargaan prestisius tersebut tidak bisa dilepaskan dari program Sucofindo sendiri yakni festival inovasi.

Inovasi sudah lama diinginkan menjadi budaya di Sucofindo dengan cara setiap insan Sucofindo diberikan kesempatan, penghargaan, difasilitasi untuk bisa mengajukan ide kemudian mewujudkannya ke dalam festival inovasi.

Baca Juga  Sinergi Sucofindo dan Indonesia Halal Lifestyle Center Untuk Membangun Ekosistem Industri Halal

Proses ini sedang berjalan untuk festival inovasi pada tahun ini. Dari inovasi-inovasi yang diusulkan oleh para insan Sucofindo, kemudian satu atau dua inovasi yang terpilih tersebut dijadikan portofolio bisnis.

Dirut Sucofindo tersebut juga siap menjadikan dua penghargaan BPEA 2021 dari Forum Ekselen BUMN ini sebagai motivasi menuju peningkatan lebih baik ke depannya.

Disebutkan, penghargaan ini sebetulnyam merupakan tantangan baik kepada dirinya maupun kepada seluruh insan Sucofindo untuk mendorong BUMN jasa survei ini menjadi lebih baik ke depannya.

Sementara itu Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berhasil meraih penghargaan di BPEA 2021 dalam kategori “Mature in Technology Capability”.

“KPKU telah diimplementasikan di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) sejak tahun 2012 dan berlanjut sampai tahun 2019 dengan pencapaian penerimaan penghargaan sebagai Emerging Industry Leader,” ujar Corporate Secretary Imelda Alini Pohan

Menurut Imelda, implementasi KPKU digunakan sebagai salah satu alat ukur untuk menilai secara holistik proses bisnis yang telah diterapkan di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).

PTPN III sebagai induk Holding Perkebunan juga melakukan asesmen KPKU bagi seluruh anak perusahaannya, dan ini sudah berlangsung sejak Tahun 2015.

Baca Juga  Investasi Jumbo, PLTA Kayan Cascade Bakal Jadi Warisan Jokowi untuk Energi Bersih

Inovasi yang dilakukan oleh PTPN dalam rangka peningkatan kapabilitas teknologi adalah mendorong mekanisasi dan digitalisasi di semua aspek operasionalnya.

Meliputi implementasi aplikasi berbasis android untuk mengelola pencatatan panen dan angkut di On Farm, Sistem Informasi Geografis untuk menvisualisasikan kondisi areal tanaman dan infrastruktur (pabrik, jalan, jembatan) yang dipetakan menggunakan Fixed Wing Drone, penggunaan sensor-sensor di seluruh stasiun yang ada di pabrik berbasis teknologi internet of things (IOT) sehingga kondisi pabrik dapat termonitor secara realtime.

Seluruh inovasi, termasuk beberapa inovasi yang menjadi andalan tersebut dikelola dalam kegiatan rutin yaitu Plantation Innovation Summit yang melibatkan seluruh insan PTPN Group untuk mengusulkan inovasi terbaiknya untuk diseleksi, dikembangkan, diimplementasikan di seluruh PTPN Group.

Faktor kunci yang paling menentukan dalam keberhasilan implementasi teknologi adalah mengelola perubahan dan budaya dengan mengedepankan pendekatan sosial mengingat nature bisnis industri perkebunan adalah padat karya.

Imelda berharap implementasi KPKU di PTPN Group dapat meningkatkan daya saing dan profitabilitas perusahaan, peningkatan kepuasan pelanggan dan engagement, pertumbuhan inovasi dan yang paling penting menjadi perusahaan dengan sustainable. (*/cr2)

Sumber: beritasatu.com

News Feed