Site icon SIN Kalsel

Inilah Kendala yang Dihadapi Pemkot Tangerang Dalam Vaksinasi Ulang

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah. (Foto: Istimewa)

Tangerang – Pemerintah Kota Tangerang mengakui ada beberapa kendala dalam pelaksanaan program vaksinasi Covid19 dosis ketiga atau booster vaksinasi. Kendala tersebut mengakibatkan hanya tujuh persen warga Tangerang yang mendapat suntikan booster. Bahkan, Pemerintah Kota Tangerang melalui dinas kesehatan dengan bantuan TNI dan Polri telah menggenjot program vaksinasi booster dalam sebulan terakhir.

Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah mengungkapkan, salah satu kendala yang dihadapi pihaknya yakni masyarakat khususnya lansia masih sungkan datang ke gerai vaksinasi. Sebagian lansia juga menghadapi kesulitan karena kondisi tubuhnya atau tidak ada anggota keluarga yang mengantar, dilansir beritasatu.com.

“Selain itu banyak orang yang memilih-milih vaksinasi booster-nya apa. Karena menurut mereka yang bagus itu adalah vaksin tertentu sesuai persepsi mereka padahal vaksin yang disediakan bukan itu. Itu yang kita akan terus sosialisasikan bahwa semua vaksin itu bagus dan aman apapun itu vaksinnya,” kata Arief saat ditemui di Puspemkot Tangerang, Kamis (10/2/2022).

Selain itu, salah satu faktor vaksinasi booster masih kurang peminat adalah karena banyak persepsi di masyarakat yang menyatakan vaksin tak bisa menghindarkan diri dari terpapar Covid-19. Hal itu yang membuat banyak warga enggan menjalani vaksin booster.

“Hal itu yang kita ingin luruskan dan terus sosialisasikan di masyarakat bahwa vaksin booster khususnya bagi lansia dan masyarakat yang dalam kategori rentan itu perlu karena bukan karena kalau sudah divaksin tidak bisa terkena Covid-19, tapi kalaupun terpapar maka dampaknya akan lebih ringan ketimbang tidak divaksin. Maka itu kami dukung upaya bapak Kapolres dan bapak Dandim untuk menunjuk duta vaksin lansia yang nantinya mereka akan menjelaskan bahwa vaksin itu aman dan menyelamatkan,” terangnya.

Senada dengan Wali Kota, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni juga menjelaskan dampak vaksin yang dilakukan masyarakat kini sudah mulai terlihat. Dikatakan, meski angka kasus Covid-19 meningkat, tingkat keparahan akibat paparan virusnya tidak terlalu besar.

“Kan kita bisa lihat bedanya antara bulan Juli 2021 kemarin yang angka kasus tinggi dan warga yang belum divaksin dampaknya banyak rumah sakit yang penuh. Beda sama sekarang ketika masyarakat hampir semua divaksin. Saat mereka terpapar Covid-19 gejalanya ringan bahkan hampir semua tanpa gejala. Maka itu kita dorong itu (vaksinasi booster) agar kasusnya tinggi tapi dampaknya tidak besar,” katanya.(*/cr2)

Exit mobile version