Pembukaan sejumlah mal di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung dalam sepekan terakhir telah mendorong tumbuhnya kembali aktivitas perekonomian masyarakat, setelah dua bulan operasional mal ditutup karena penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
“Sejak resmi mal diperbolehkan beroperasi pada 25 Agustus lalu setelah cukup lama tutup, sudah terlihat ada perbaikan dalam satu pekan ini,” ujar General Manager Mal Boemi Kedaton, Andreas Purwanto, di Bandarlampung, Rabu (1/9/2021).
Menurutnya, meski geliat ekonomi telah mulai terlihat, namun jumlah pengunjung yang datang ke mal belum terlalu signifikan.
“Belum terlalu signifikan untuk traffic pengunjung. Tapi kami optimistis akan ada peningkatan, sehingga karyawan pun dapat terus bekerja,” ujarnya pula.
Meski sudah mulai beroperasi, sejumlah hal wajib dilakukan agar tetap memberikan perlindungan kepada pengunjung atau pun karyawan.
“Ada pembatasan yang wajib diberlakukan guna menjaga kesehatan pengunjung dan karyawan, seperti kapasitas pengunjung hanya 50%, untuk makan di tempat hanya 25%. Adanya hal ini setidaknya dapat berpengaruh bagi tenant-tenant kami untuk memaksimalkan omzet penjualan,” katanya.
Respons positif atas kembali dibukanya sejumlah pusat perbelanjaan tersebut juga dikatakan oleh salah seorang pemilik tenant makanan di salah satu swalayan di Bandarlampung, Riska.
“Agak lega setelah boleh jualan lagi, karena pegawai bisa kembali bekerja. Kemarin saat mal belum dibuka memang banyak penjualan secara online,” ujar Riska.
Meski jumlah pembeli belum cukup banyak dan masih bertumpu pada penjualan secara daring, dengan adanya pelonggaran tersebut dapat mencegah adanya pemutusan hubungan kerja bagi karyawan.
“Untung mulai dibuka meski terbatas, jadi karyawan tidak jadi dikurangi,” katanya pula. (*/cr2)
Sumber: beritasatu.com