Varian Delta telah meningkatkan kematian akibat Covid-19 di Afrika hingga 80% dalam satu bulan. Seperti dilaporkan CNN, Selasa (3/8/2021), pernyataan itu disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Petugas Pengenalan Vaksin WHO untuk Wilayah Afrika, Phionah Atuhebwe, mengatakan bahwa benua itu mengalami peningkatan kematian akibat virus corona yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Angka kematian Covid-19 telah meningkat di seluruh Afrika, dengan tingkat mingguan tertinggi (6.343 kasus) hingga saat ini dilaporkan selama seminggu mulai 19 Juli 2021,” ujar Atuhebwe.
“Kematian meningkat 89%, dari 13.242 menjadi 24.987 kasus, dalam 28 hari terakhir, jika dibandingkan dengan statistik selama 28 hari sebelumnya,” tambahnya.
Pada konferensi pers Jumat, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa angka kematian pandemi yang memburuk dan tingkat infeksi cepat “didorong oleh varian Delta yang sangat menular”. Hingga kini, varian Delta dianggap lebih mematikan daripada jenis asli virus corona.
Tedros mengatakan varian Delta – sejauh ini “terdeteksi di setidaknya 132 negara” – juga telah meningkatkan infeksi Covid-19 secara global sebesar 80% dalam empat minggu terakhir.
“Hampir 4 juta kasus dilaporkan ke WHO minggu lalu, dan pada tren saat ini, kami memperkirakan jumlah total kasus akan melewati 200 juta dalam dua minggu ke depan,” tambah Tedros.
Lebih jauh, Atuhebwe menjelaskan bahwa sebagian besar kematian baru dalam 28 hari terakhir dilaporkan dari Afrika Selatan, yang katanya menyumbang 64% dari tingkat kematian yang berkembang dengan 16.019, sementara Afrika Utara menyumbang 24% dengan 6036 kematian. Kedua subkawasan tersebut menyumbang 88% dari semua kematian yang dilaporkan dalam sebulan terakhir.
Atuhebwe mengatakan setidaknya 15 negara Afrika saat ini mencatat tren peningkatan kematian mingguan terkait dengan Covid-19.
“Ke-15 negara itu adalah Aljazair, Botswana, DRC, Eswatini, Lesotho, Malawi, Mauritania, Mozambik, Rwanda, Senegal, Afrika Selatan, Zimbabwe, Libia, Tunisia, dan Maroko,” katanya seraya mengaitkan lonjakan angka kematian akibat Covid-19 dengan tingkat penularan virus yang meningkat. (*/cr2)
Sumber: beritasatu.com