oleh

Pemkot Bogor Minta Bantuan Bolog Kendalikan Harga Pangan

Bogor, Kota Bogor (Pemkot) telah meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mulai mengatur harga pangan. Pasalnya, harga sejumlah bahan makanan di sejumlah pasar di Bogor berangsur naik menjelang Ramadhan.

Kepada Beritasatu.com, Minggu (20/3/2022), Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan, Ganjar Gunawan mengatakan, momen mendekati bulan Ramadan setiap tahun kerap terjadi gejolak harga pangan, meski berbeda-beda kasusnya, dilansir beritasatu.com.

Ganjar mencontohkan komoditas pangan yang harganya sering naik menjelang Ramadan adalah daging sapi. Saat ini harga daging sapi bertahan pada harga Rp 135.000 selama tiga pekan terakhir setelah naik sekitar Rp 10.000 hingga Rp 15.000 dari harga sebelumnya sekitar Rp 115.000 hingga Rp 125.000

Baca Juga  Fraksi PAN Dukung kedekatan Jenderal Dudung dengan Umat Islam dan Sowan ke Ulama

Kemudian harga cabai keriting, besar dan rawit yang naik turun dengan kisaran Rp 10.000 hingga Rp 5.000. Harga cabai berada pada kisaran Rp 45.000 hingga Rp 60.000 menjadi Rp 50.000 hingga Rp 70.000 dan komoditas lainnya.

Di sisi lain, Ganjar mengatakan, pada tahun ini terjadi lonjakan harga yang bersifat kasuistik yakni kenaikan harga kedelai yang memicu kenaikan harga tempe dan tahu serta kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sehingga berpengaruh terhadap harga minyak goreng.

Baca Juga  Jumlah Pasien di Wisma Atlet Kemayoran bertambah 54 orang menjadi 2.957 orang

Dalam hal pengendalian harga minyak goreng, pemerintah pusat menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah Rp 14.000 per liter dan di pasaran dijual Rp17.000 per liter. Sementara untuk minyak goreng kemasan disesuaikan harga pasar dan saat ini seharga Rp 22.000 per liter atau naik 5.000 dibanding pekan lalu.

Meskipun kini realisasinya, diakui Ganjar, mengalami kendala distribusi untuk sampai ke pedagang di pasar.

Selanjutnya, kata Ganjar ada pula harga kedelai yang naik di pasar internasional dan berimbas kepada daya beli produsen tempe dan tahu di dalam negeri.

Baca Juga  Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membangun Shelter Kesejahteraan Sosial di wilayah Dusun Kepuh

Harga kedelai impor dari penyalur Kopti naik dari harga Rp 10.700 per kilogram menjadi Rp 11.500 per kilogram. Kondisi tersebut menyebabkan harga tempe ukuran besar 1 kg yang sebelumnya seharga Rp 13.000 menjadi Rp 15.000 per kilogram.

Kemudian, harga tempe dan tahu mengalami penyesuaian ukuran agar harga kembali normal.

Nah, di sisi pangan lain yang tidak kasuistik ini kita akan terus dorong ke Bulog. Lalu kita di tingkat pemkot akan rapat koordinasi untuk antisipasi atau menyikapi lonjakan harga,” jelasnya.(*/cr2)

News Feed